Home » , , , , , » Ritual Laluhan di Masyarakat Dayak Ngaju Kapuas

Ritual Laluhan di Masyarakat Dayak Ngaju Kapuas


Ritual laluhan adalah sebuah antaran pemberian atau hadiah bagi warga Dayak Ngaju khususnya yang menganut agama Hindu Kaharingan ketika saudara atau tetangga kampung mereka akan melaksanakan salah satu upacara adat yang dilakukan pada saat Tiwah yakni upacara pengangkatan tulang belulang seseorang yang sudah meninggal dan dikubur, kemudian dipindahkan ke suatu bangunan kecil yang disebut sandung.

Tujuan laluhan adalah meringankan beban keluarga atau kampung yang menyelenggarakan upacara tiwah. Pemberian yang diterima penyelenggara upacara tiwah akan dibayar pada saat si pemberi menyelenggarakan pesta yang sama.

Upacara pengiriman laluhan itu sendiri menggunakan rakit atau perahu dengan berbagai hiasan janur yang dibentuk sedemikian rupa hingga terlihat begitu indah. Semua barang-barang yang akan diantarkan itu dimuat di dalam perahu. Di samping memuat barang bawaan yang nantinya akan diserahkan kepada yang akan melaksanakan upacara Tiwah, di dalam perahu juga disertakan pula gamelan-gamelan seperti gong, kenong, dan gendang untuk mengiringi mereka bernyanyi malahap (meneriakkan pekik sukacita) dan menari-nari sepanjang perjalanan mengantar barang laluhan tersebut.




Jenis-jenis barang laluhan sendiri terbagi menjadi tiga jenis tergantung barang apa yang mereka bawa yaitu laluhan metu jika yang mereka bawa adalah binatang ternak, laluhan daun jika yang mereka bawa adalah daun-daunan untuk menanak nasi dan laluhan sapandu jika yang mereka bawa adalah patung-patung kayu yang berguna untuk mengikat hewan yang nantinya akan dikurbankan pada saat upacara Tiwah.

Disamping membawa barang bawan untuk tuan rumah, dalam ritual laluhan ini pun diadakan upacara lain yakni upacara saling melempar batang tanaman suli atau hapuni suli sebagai symbol pengganti senjata tombak dan kemudian diakhiri dengan mangarak / menetek pohon. Melempar batang suli sendiri mengandung makna membuang atau melemparkan sesuatu yang buruk agar terhindar dari bencana. Selain itu, batang pohon Suli juga diyakini mampu mengusir roh-roh jahat yang ingin mengganggu.