Wurake adalah sejenis mantra yang dirapalkan oleh dukun perempuan di kalangan Suku Toraja di Sulawesi Tengah. Dengan berselubung sarung, tidak terlihat oleh para pendengarnya, dukun perempuan itu di anggap terbang ketika merapalkan mantra wurake.
Untuk lebih gampang di mengerti, saya tuliskan terjemahan bait-bait mantra wurake dalam bahasa Indonesia:
Angin, bangkitlah dan bawa aku bersamamu,
Cahaya kilat, terangi jalanku,
Tiup aku, o angin, lewat angkasa raya,
Cahaya kilat, sinari langkah demi langkahku,
Antarkan aku dengan kecepatan lajumu,
Bawa aku segera ke langit biru,
Tiup aku terus jangan henti hendaknya
Bawa aku ke puncak mega
Angin gunung, angin laut,
Bawa aku cepat dan laju
Burung-burung perkasa, naikkan aku ke angkasa
Bawa aku ke lengkung mega
Antarkan aku ringan-melayang dalam terbangmu
Hingga ke batas angkasa biru,
Hanyutkan aku cepat dan laju
Hingga ke gerbang langit
Dukung aku secepat kilat
Hingga kau terantuk ke langit…
Selesai melapalkan mantra ini, ia di anggap telah sampai ke langit. Ia menghadap penguasa langit yang memberinya mosa morate (napas panjang atau nyawa). Dan dengan membawa mosa morate itu ia pun turun kembali ke bumi. Ia harus menunggu matahari terbit untuk menuangkan mosa morate tersebut ke dalam tubuh seseorang yang sakit. Dan di hadapan si sakit ia harus melapalkan baris-baris mantra yang lain lagi…