02 December 2023

Menelusuri Jejak Keindahan dan Makna Tradisi Bebehas di Pedesaan Muara Enim

Tradisi Bebehas, sebuah warisan budaya dari masyarakat pedesaan di Kabupaten Muara Enim, merangkum kekayaan nilai-nilai luhur dan kebersamaan. Namun, sayangnya, tradisi ini semakin terpinggirkan oleh arus kemajuan zaman dan perubahan pola hidup. Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam tentang tradisi Bebehas, menyelami setiap tahapan dengan harapan dapat meresapi kekayaan budaya yang terkandung di dalamnya.

1. Mengirik: Memisahkan Padi dari Tangkainya

Tradisi Bebehas dimulai dengan mengirik, suatu tahap awal di mana padi dipisahkan dari tangkainya. Ini bukan hanya aktivitas biasa, tetapi juga simbolis karena menggambarkan pemisahan antara sesuatu yang masih utuh dengan sesuatu yang siap untuk diolah. Proses ini mencerminkan kebijaksanaan para ibu dan remaja putri dalam memahami siklus kehidupan.


2. Mengisal: Proses Mengeringkan Biji Padi

Setelah padi dipisahkan, biji padi dijemur dalam tahap yang disebut mengisal. Proses ini tidak hanya sekadar mengeringkan padi, tetapi juga melibatkan sinar matahari sebagai simbol kehidupan dan keberlanjutan. Tradisi ini mengajarkan tentang kebutuhan akan waktu dan kesabaran dalam menghadapi setiap fase dalam kehidupan.


3. Menumbuk dengan Lesung: Memisahkan Bulir Padi dari Kulitnya

Tahap selanjutnya adalah menumbuk biji padi dengan menggunakan lesung. Ini bukan hanya sekadar aktivitas fisik, melainkan suatu proses simbolis yang menggambarkan bahwa melalui usaha dan kerja keras, kita dapat memisahkan hal-hal yang berharga dari lapisan-lapisan yang tidak berguna dalam kehidupan.


4. Menampikan dengan Isaram: Penyimpanan Hasil Padi

Padi yang sudah bersih kemudian ditampikan ke dalam isaram, alat tradisional yang terbuat dari balok kayu. Proses ini menciptakan ikatan antara alam dan teknologi sederhana, menegaskan nilai-nilai kearifan lokal dan ketergantungan pada sumber daya alam.


5. Membawa Hasil Panen ke Tempat Hajatan

Tahap terakhir adalah membawa hasil panen padi ke tempat tuan rumah yang akan mengadakan hajat. Ini tidak hanya simbol penghargaan, tetapi juga ungkapan terima kasih atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Pemberian oleh-oleh berupa bakul makanan menunjukkan semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama.


Mengejar Kembali Makna Tradisi

Meskipun tradisi Bebehas makin tergeser oleh modernitas, sangat penting untuk menyadari bahwa di balik setiap tahapan ada nilai-nilai kearifan yang tak ternilai harganya. Kehidupan masyarakat pedesaan Muara Enim yang guyub, saling menghormati, dan bersyukur atas berkah hidup menjadi fondasi dari tradisi ini.

Namun, dengan semakin tergesernya kebiasaan ini oleh pola hidup individualistis, kita sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab untuk melestarikannya. Melalui pengenalan kembali dan penghargaan terhadap tradisi Bebehas, kita dapat menggali kekayaan budaya yang telah lama terabaikan, serta memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di tengah kemajuan zaman yang terus berkembang.