1. Bedawangnala: Kura-Kura Raksasa dalam Mitos Bali
Masyarakat Bali memiliki mitos tentang Bedawangnala, makhluk mitologi berupa kura-kura raksasa yang tinggal di dasar bumi. Dikaitkan dengan magma di bawah gunung berapi, Bedawangnala diikat oleh dua ekor naga, Anantabhoga dan Basuki. Saat Bedawangnala menggeliat, dipercayai bahwa ini dapat memicu erupsi gunung berapi dan gempa bumi. Keselarasan gerakan Anantabhoga dan Basuki juga dianggap sebagai penyebab terjadinya tsunami.
2. Gempa Bumi dan Ramalan Pararaton di Jawa Timur
Pada tahun 1256 Saka atau 1334 Masehi, Jawa Timur mengalami gempa bumi yang diabadikan dalam Serat Pararaton. Masyarakat Jawa memaknai peristiwa tersebut sebagai tanda akan lahirnya seorang calon raja besar. Hayam Wuruk, bersama Mahapatih Gajah Mada, kemudian menjadi raja yang membawa kejayaan Kerajaan Majapahit.
3. Babad Galuh: Penobatan Siliwangi dan Gempa Bumi di Jawa Barat
Menurut Babad Galuh, naskah kuno dari Kraton Kasepuhan Cirebon, penobatan Prabu Siliwangi pada tahun 1482 disertai dengan gempa bumi. Masyarakat setempat memandang gempa sebagai sambutan alam atas kedatangan raja baru yang dianggap membawa kemajuan.
4. Syair Nandong: Kearifan Lokal Masyarakat Aceh di Hadapan Tsunami
Aceh, yang sering dilanda gempa dan tsunami, menciptakan kearifan lokal melalui syair seperti Syair Nandong. Syair ini memberikan panduan kepada masyarakat Pulau Simeulue untuk menghadapi smong (tsunami), turun-temurun sejak berabad-abad lalu. Dalam syair ini, terdapat nasihat untuk segera mencari tempat yang lebih tinggi saat gempa dan tsunami mengancam.
Kesimpulan
Mitos-mitos seputar gempa bumi di Indonesia bukan hanya cerita-cerita khayalan, melainkan juga ekspresi dari kearifan lokal yang telah melalui ujian waktu. Melalui mitos ini, masyarakat menggambarkan rasa keterkaitan mereka dengan alam dan kebijaksanaan dalam menghadapi ancaman alam yang tak terduga. Kisah-kisah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dihargai.