26 April 2022

Bermain Bola Api dan Mandi Petasan, Cara Santri Cirebon Menyambut Ramadhan

Ketika bulan Ramadhan atau bulan Puasa tiba, di banyak daerah ada bermacam tradisi untuk menyambut bulan suci penuh berkah itu, tak terkecuali di daerah Cirebon. Ada banyak sekali tradisi untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan ini di wilayah Cirebon yang salah duanya adalah tradisi atraksi mandi petasan dan permainan bola api yang biasa dilakukan oleh para santri di Cirebon khususnya santri yang "mondok" di Pondok Pesantren di Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.

Kegiatan ini biasanya dilakukan para santri pada malam hari menjelang datangnya bulan Ramadhan. Pada saat tradisi menyambut bulan suci itu ratusan santri dari berbagai pondok pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Ciwaringin, Cirebon, akan berkumpul di lapangan. Tradisi ini adalah sebentuk rasa syukur dan ungkapan suka cita dari para santri karena sebentar lagi akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah. 

Acara biasanya akan dibuka dengan atraksi yang cukup menegangkan yakni atraksi mandi petasan. Pertama-tama akan maju dua sampai enam santri ke tengah-tengah arena untuk kemudian tubuh mereka dililit dengan petasan yang sudah dirangkai dengan tali sedemikian rupa hingga menyerupai rentengan peluru di film Rambo. Setelah sekujur tubuh para santri itu penuh dengan rentengan petasan, maka petasan pun akan disulut oleh salah satu dari mereka. 

Bunyi petasan yang bersahutan dari tubuh mereka tak ayal akan bikin merinding yang menonton. Tapi anehnya selama petasan di tubuh mereka menyalak, para santri itu tidak terlihat kesakitan malah berjoget kegirangan. Dan benar saja, ketika semua petasan sudah habis terbakar, tubuh mereka tetap baik-baik saja dan tanpa luka sedikitpun.

Selesai atraksi ini, atraksi kemudian dilanjutkan dengan permainan bola api. Secara garis besar, ini hampir sama saja dengan permainan sepak bola. Ada dua tim yang akan bermain yang masing-masing tim berjumlah sebelas orang dengan salah satu diantaranya berposisi sebagai kiper. Yang membedakan permainan bola api dengan sepak bola konvensional adalah dari bola yang digunakan. Bola yang digunakan dalam permainan bola api ini adalah buah kelapa yang sebelumnya direndam dengan minyak tanah selama beberapa hari.

Dan layaknya bermain sepak bola, mereka saling berebut menggiring bola yang menyala-nyala tersebut. Seakan tak merasakan panas sama sekali, mereka saling serang untuk mencetak gol ke gawang lawan. Tak hanya menegangkan, permainan bola api ini juga terkadang mengundang gelak tawa penonton karena aksi kocak dari para santri yang memainkan permainan bola api tersebut. maka tak heran, atraksi ini tiap tahun selalu dipadati oleh penonton di pinggir lapangan.

Untuk sejarahnya sendiri, konon tradisi ini sudah ada sejak tahun 1950-an dan menjadi rangkaian dari penyambutan bulan Ramadhan di Pondok Pesantren yang ada di Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. 


***

Sumber foto: Facebook dan SindoNews