Home » , , , , » Mengenal Batobo, Tradisi Mengolah Lahan di Riau

Mengenal Batobo, Tradisi Mengolah Lahan di Riau

Secara bahasa, Batobo atau Toboh artinya berkawan atau berkelompok. Batobo atau Toboh sendiri adalah sebuah tradisi mengolah dan menggarap lahan pertanian secara berkelompok atau bersama-sama di Kepulauan Riau, terutama di kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Dahulu Batobo adalah sebuah sistem gotong royong untuk mengolah sawah atau ladang yang dilakukan oleh sekelompok orang. Kelompok Batobo sendiri terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan gendernya. Ada Tobo Induok-induok untuk kelompok perempuan, Tobo Bujang untuk kelompok laki-laki dan Tobo Bujang Gadih untuk kelompok campuran.

Pada mulanya Batobo hanya melibatkan kelompok perempuan saja karena pada jaman dulu banyak kaum laki-laki yang pergi merantau dan akhirnya pekerjaan mengurus sawah dianggap sebagai pekerjaan kaum laki-laki. Tapi kemudian tradisi ini mulai bergeser menjadi seperti yang disebutkan di atas. Untuk jumlah kelompoknya sendiri, setiap Batobo biasanya beranggotakan 20 hingga 40 orang dengan kisaran umur antara 25-40 tahun yang dipimpin oleh satu orang yang disebut Tuo Tobo. 

Tujuan awal dari Batobo sendiri adalah pengolahan lahan pertanian secara berkelompok agar pengerjaannya menjadi jauh lebih cepat, sekaligus menjadi ajang gotong-royong antar warga, meski kemudian pada perkembangannya tradisi Batobo ini mengenal dua sistem yakni Batobo Mbiak Ari (Batobo Mengambil Hari) yakni cara mengerjakan lahan sawah atau ladang yang melibatkan pemilik lahan. Biasanya untuk jenis Batobo Mbiak Ari ini tidak ada upah hanya makan dan sistem bergiliran, sementara untuk sistem yang kedua adalah Batobo Jual Pugari, yakni cara pengerjaan lahan oleh sekelompok orang dan akan mendapat upah dari pemilik lahan. 

Tarian Batobo

Sementara itu, di Riau juga mengenal sebuah tarian tradisional yang dinamai dengan Tarian Batobo. tarian ini adalah sebuah tarian yang ditarikan secara berkelompok dan menceritakan tentang kisah menanam padi di sawah dan ladang. Para penari melakukan gerakan-gerakan seperti semak, manugal, menyiang ladang hingga menuai padi.

Untuk musik pengiringnya, tarian ini biasanya diiringi oleh musik randai dan atau tetabuhan dari alat musik rarak godang, antara lain Talempong, Gong, Gendang dan sebagainya.  


***

Sumber foto: riauin.com dan budayaasliindonesia.blogspot.com