Home » , , » Mengenal Baju Bedahan: Pakaian Tradisional Khas Suku Sunda

Mengenal Baju Bedahan: Pakaian Tradisional Khas Suku Sunda

Jawa Barat, sebuah provinsi yang kaya akan budaya dan sejarahnya, merupakan rumah asli bagi Suku Sunda. Dalam struktur sosial yang ada pada masa lampau, Suku Sunda memiliki tiga tingkatan kasta yang mencerminkan status sosial masyarakatnya: kaum bangsawan, kaum menengah, dan rakyat jelata. Setiap tingkatan kasta ini memiliki profesi dan pakaian yang mencerminkan status sosialnya masing-masing. Salah satu pakaian tradisional yang mencirikan kaum menengah adalah Baju Bedahan.

Baju Bedahan: Simbol Kaum Menengah

Menurut catatan dalam buku "Pakaian Tradisional Daerah Jawa Barat" (1988), kaum menengah dalam masyarakat Sunda terdiri dari pegawai negeri dan pamong praja. Mereka menggunakan busana yang diatur sesuai dengan peraturan Hindia Belanda pada masa itu. Wanita kaum menengah akan mengenakan kebaya, kutang, kain kebat panjang, ikat pinggang, alas kaki, serta perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, bros, dan anting. Sementara itu, pria kaum menengah mengenakan Baju Bedahan sebagai busana atasan.


Ciri Khas Baju Bedahan

Baju Bedahan adalah jenis pakaian yang memiliki ciri khas tersendiri. Biasanya berwarna putih, baju ini memiliki kerah seleher dan dilengkapi dengan kancing serta satu saku bagian atas serta dua saku di bagian kanan dan kiri bagian bawahnya. Baju Bedahan memiliki kemiripan dengan jas takwa, namun dengan nuansa tradisional Suku Sunda yang kental. Dalam peraturan Hindia Belanda, penggunaan arloji emas pada baju bedahan hanya diperbolehkan bagi laki-laki dewasa, sementara remaja laki-laki di larang menggunakannya.


Evolusi Baju Bedahan

Meskipun pada awalnya Baju Bedahan hanya tersedia dalam warna putih, namun seiring berjalannya waktu, baju ini berkembang menjadi berbagai warna dan bahan. Meskipun struktur sosial yang mencirikan penggunaan Baju Bedahan telah lama dihapuskan, namun pakaian ini tetap dijaga keasliannya dan sering digunakan dalam berbagai acara resmi di Jawa Barat, termasuk oleh pejabat seperti walikota dan gubernur, serta dalam pertunjukan seni daerah.


Kesimpulan: Kesetaraan dalam Kebudayaan

Dewasa ini, Baju Bedahan tidak lagi hanya menjadi simbol status sosial, namun menjadi bagian dari warisan budaya yang dapat dinikmati oleh siapa pun, tanpa memandang status sosial atau profesinya. Ini menunjukkan semangat kesetaraan dan kebersamaan dalam kebudayaan Suku Sunda, di mana setiap orang dihormati dan diterima sebagaimana adanya. Dengan demikian, Baju Bedahan tidak hanya menjadi pakaian, namun juga simbol kebersamaan dan keberagaman yang menghiasi budaya Jawa Barat.