07 December 2023

Upacara Pernikahan yang Sarat Makna dari Maluku

Setiap upacara pernikahan memiliki keindahan dan makna tersendiri. Salah satu upacara yang memikat adalah upacara pernikahan yang dilangsungkan di kediaman mempelai pria. Dalam kesempatan ini, kami akan membahas secara rinci upacara ini yang penuh dengan nuansa tradisional dan elegan.

Pakaian Pengantin

Upacara dimulai dengan mempelai pria yang mengenakan pakaian pengantin lengkap, seperti destar, jubah, dan gamis. Keris yang diselipkan di pinggang bagian depan menambahkan kesan gagah dan berwibawa. Sesuai dengan perubahan zaman, pengantin pria sekarang juga mengenakan selop sebagai alas kaki. Pengantin wanita, yang tinggal di rumahnya sendiri, memakai koci-koci yang terdiri dari sarung dan baju kurung dengan ikat pinggang, berselendang, dan penutup leher yang elegan. Dari hiasan kepalanya, terlihat pengaruh kebudayaan Cina yang menambah keunikan pada penampilan.


Perubahan Tradisi dan Pilihan Pakaian

Dulu, jenis pakaian pengantin ditentukan oleh tingkatan derajat pengantin, namun seiring berjalannya waktu, peraturan tersebut tidak lagi berlaku. Pasangan yang akan menikah kini memiliki kebebasan untuk memilih pakaian yang sesuai dengan selera mereka.


Rangkaian Serah Terima

Setelah upacara ijab kabul, kedua mempelai diantar ke rumah mempelai wanita oleh kerabat, handai tolan, dan teman-teman dekat. Pihak keluarga mempelai pria membawa hantaran adat yang berisi berbagai perlengkapan dan simbol-simbol penting. Di antaranya adalah Kai Ma Ija (mas kawin) berupa sejumlah uang yang dibungkus dengan cermat, melambangkan kemurnian kehormatan mempelai wanita.


Gere Se Doniru

Upacara dilanjutkan dengan Gere Se Doniru, di mana mempelai pria harus melewati pintu rumah dan pintu kamar mempelai wanita yang dihalangi oleh Fati Ngara. Upacara ini melibatkan taburan uang receh sebagai tanda kesediaan untuk memasuki rumah mempelai wanita.


Simbolisme dalam Pernikahan

Pada tahap selanjutnya, terdapat beberapa simbolisme penting. Diantaranya adalah Ngongoma Bubi, yang melibatkan penutup kepala mempelai wanita, pengusapan ubun-ubun, dan pemakaian keris sebagai lambang penyerahan jiwa dan kesetiaan. Semua tindakan ini memberikan makna mendalam tentang pernikahan sebagai perjanjian sehidup semati.


Kesimpulan

Upacara pernikahan ini tidak hanya merayakan ikatan dua jiwa, tetapi juga mengabadikan nilai-nilai tradisional yang kaya. Dengan sentuhan elegan dan simbolisme yang mendalam, setiap langkah dalam upacara ini mencerminkan keindahan dan keunikan pernikahan dalam budaya kita.