Hyang Guru memerintahkan Hyang Narada untuk menyampaikan pesan kepada Hyang Wisnu dan Sri. Anak yang akan terlahir dari Dyah Maerah diberi nama Raden Arjuna, dan Pamadi. Sedangkan Dyah Kuntinalibrata akan melahirkan seorang putera bernama Raden Narayana dan Kesawa. Dengan perintah ini, Hyang Narada membawa mereka turun ke bumi dalam bentuk cahaya, siap melangsungkan takdir yang telah ditetapkan oleh Hyang Siwahbuja.
Kemudian, raja Mandura, Prabu Basudewa, mendapat pesan dari dewa tentang kelahiran anaknya, Dewi Maerah, yang akan melahirkan dua bayi, satu berwujud putih dan satu hitam. Dewa juga memberitahu bahwa yang putih adalah penjelmaan Hyang Basuki, sementara yang hitam adalah Hyang Wisnu. Di Astina, berita serupa diterima oleh Prabu Pandudewanata, suami Dyah Kuntinalibrata, dan Dewi Badrahini yang akan melahirkan seorang puteri.
Dalam pengawasan Hyang Narada dan diiringi para bidadari, kelahiran Raden Arjuna dan Raden Narayana terjadi. Prabu Basudewa dan Prabu Pandudewanata menyambut anak-anak mereka dengan sukacita. Dewa menetapkan bahwa Raden Arjuna akan menjadi penjelmaan Hyang Basuki, sementara Raden Narayana menjadi penjelmaan Hyang Wisnu. Keduanya tumbuh dalam kedamaian, diiringi oleh perlindungan dewa.
Kisah kemudian berpindah ke Astina, di mana Dewi Kuntinalibrata melahirkan seorang putra yang diangkat oleh Hyang Endra, diberi nama Endratanaya, dan senjata bernama Bramasta. Hyang Endra dan Hyang Narada kemudian kembali ke kahyangan setelah menyelesaikan tugas mereka.
Sementara itu, di Astina, musuh dari Srawantipura, Prabu Ardawalika, muncul dengan niat membalas dendam atas kematian ayahnya. Prabu Pandudewanata memerintahkan Arya Widura dan Arjuna untuk menghadapi musuh tersebut. Dalam pertempuran sengit, Arjuna berhasil mengalahkan Ardawalika, yang mengancam akan membalasnya di Baratayuda. Arjuna, dengan tekad bulat, menyatakan kesiapannya untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dengan peristiwa kelahiran Arjuna dan saudara-saudaranya, serta pertempuran melawan Ardawalika, kerajaan Astina mengalami kebahagiaan dan kemenangan. Cerita ini menggambarkan keajaiban kelahiran Arjuna dan peran pentingnya dalam takdir yang telah ditentukan oleh dewa-dewa. Sebuah kisah magis yang menandai awal dari perjalanan epik Sang Kesatria Agung, Arjuna.