Sebelum berangkat, Anoman berpamitan kepada Prabu Rama, namun tiba-tiba Anggada, putra Subali dengan Dewi Tara, datang memohon agar Prabu Rama membatalkan niatnya mengutus Anoman. Keduanya bahkan sampai terlibat dalam perkelahian, namun Prabu Rama berhasil melerai mereka.
Ketika diuji oleh Prabu Rama, Anoman dan Anggada bersaing dalam menentukan durasi perjalanan. Anoman menyatakan mampu menyelesaikan tugas dalam 10 hari, sedangkan Anggada berani mengklaim hanya dalam 7 hari. Setelah negosiasi, Anoman akhirnya menyanggupi menyelesaikan perjalanan dalam waktu 1 hari.
Perjalanan Anoman dimulai, dan untuk mempercepatnya, para Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) dimasukkan ke dalam kancing gelung Anoman. Meskipun sebenarnya mereka mampu terbang, penulis memilih untuk memasukkan mereka ke dalam gelung agar lebih praktis.
Pertama-tama, Anoman pergi ke kahyangan untuk meminta bantuan Batara Surya agar matahari tetap di tempatnya selama perjalanannya. Meskipun awalnya menolak, Batara Surya akhirnya menuruti permintaan Anoman setelah diintervensi oleh Semar, yang merupakan Sanghyang Ismaya, ayah Batara Surya.
Namun, di tengah perjalanan menuju Alengka, Anoman mengalami kejadian yang mengejutkan. Ia terhisap ke dalam perut raksasa Wil Kataksini yang menjaga lautan Alengka. Dengan kekuatan dan keberanian, Anoman berhasil keluar dari perut raksasa dan membunuhnya.
Setelah kejadian tersebut, Anoman melanjutkan perjalanan darat ke Alengka. Di Suwelagiri, ia memutuskan untuk mengumpulkan pasukan dan merencanakan pertahanan Prabu Rama. Namun, karena kehilangan arah, Anoman jatuh di dekat Goa Windu, tempat tinggal Dewi Sayempraba.
Dewi Sayempraba, mantan istri Prabu Dasamuka, merawat Anoman dan memberinya perlindungan. Namun, ia jatuh cinta pada Anoman, yang menolak cintanya. Meskipun berhasil melarikan diri dari godaan Dewi Sayempraba, Anoman kehilangan arah kembali dan tiba di Alengka.
Di Alengka, Anoman bertemu dengan Dewi Sinta di taman bunga. Meskipun Dewi Sinta menolak untuk pulang dengan Anoman, kehadiran Anoman memicu kemarahan Prabu Dasamuka. Anoman, setelah diikat, kemudian dibakar hidup-hidup.
Namun, Anoman berhasil melepaskan diri dari ikatan dan membakar istana Alengka sebagai balasannya. Istana yang terbakar membuat Prabu Dasamuka dan keluarganya mengungsi ke rumah Togog, seorang abdi kerajaan Alengka. Dengan demikian, Anoman berhasil membuktikan keberaniannya dan melaporkan hasil perjalanannya kepada Prabu Rama.
Dengan tangan terangkat, Prabu Rama bersiap untuk menyusun strategi perang melawan Prabu Dasamuka, dan untuk itu, ia memutuskan untuk membuat jembatan atau menambak air laut agar pasukannya bisa mencapai Alengka. Perjalanan epik Anoman adalah bagian dari perjalanan menuju pembebasan Dewi Sinta dan awal dari kisah perang besar yang akan datang.