Home » , , , , , » Snap Mor: Menjelajahi Tradisi Menyebar Jaring Ikan di Biak, Papua

Snap Mor: Menjelajahi Tradisi Menyebar Jaring Ikan di Biak, Papua

Indonesia kaya akan keberagaman budaya, dan salah satu tradisi yang memukau adalah Snap Mor, sebuah kegiatan menyebar jaring atau menangkap ikan yang berakar di Biak, Papua. Snap Mor, berasal dari bahasa Biak, menggambarkan aksi menangkap ikan bersama-sama yang dilakukan saat air surut. Mari kita menjelajahi lebih dalam tentang keunikan dan keindahan upacara adat Snap Mor.

Asal Usul Nama

Snap Mor berasal dari bahasa Biak, dengan kata "Snap" yang merujuk pada koral atau batu kecil yang tersebar di muara sungai, kali, dan kanal. Sementara itu, kata "Mor" memiliki arti timbunan laut atau ikan sebagai butir-butir rejeki. Jadi, Snap Mor menjadi simbol kegiatan menangkap ikan bersama-sama di waktu air surut dengan menggunakan jaring, tombak, atau kalawai.


Waktu dan Lokasi

Kegiatan Snap Mor dapat dilakukan saat air surut, yang biasanya ditandai oleh angin timur dan curah hujan yang dominan. Tradisi ini dilakukan di daerah yang dangkal, dan waktu pelaksanaan terbaik adalah pada musim meti, saat bulan tidak purnama atau masa air surut lebih panjang. Meskipun biasanya dilakukan antara bulan Maret hingga Agustus, Snap Mor juga dapat dilakukan pada bulan lain, terutama pada waktu malam hari saat air baru akan surut.


Ritual Adat Snap Mor

Ritual adat Snap Mor dimulai dengan pembakaran daun kelapa dan pemasangan lampu gas sebagai penerangan di lokasi kegiatan. Orang tua yang dianggap pemimpin di kampung memimpin kegiatan ini. Masyarakat berkumpul membentuk lingkaran, dan pemimpin kegiatan berdoa untuk kelancaran dan keselamatan Snap Mor. Setelah ritual adat selesai, masyarakat dengan suka cita mencari ikan bersama-sama. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.


Festival Biak Munara Wampasi

Sebagai upaya untuk melestarikan budaya Snap Mor, Pemda Kabupaten Biak, Provinsi Papua, telah menyelenggarakan Festival Biak Munara Wampasi sejak tahun 2012. Biasanya diadakan pada bulan Juli, festival ini menjadi panggung untuk berbagai acara budaya, termasuk tari pancar, apen bayeren, dan tentu saja, Snap Mor di pantai Samber. Sejak tahun 2018, Festival Biak Munara Wampasi menjadi agenda tahunan wisata kabupaten Biak.


Melestarikan Kearifan Lokal

Snap Mor bukan sekadar tradisi menangkap ikan; ini adalah bagian dari identitas dan kehidupan sehari-hari masyarakat Biak. Ritual adat dan festival yang diselenggarakan adalah langkah-langkah penting dalam melestarikan kekayaan budaya dan tradisi nenek moyang. Dengan menjaga dan mempromosikan Snap Mor, kita ikut berkontribusi pada keberlanjutan dan keberagaman budaya Indonesia yang begitu memukau.