Jauh dari kesan seram atau hampa, 'kosaran' lahan kuburan menjadi momen yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Setiap tahunnya, tradisi ini diwarisi secara turun-temurun oleh masyarakat Muslim Bangkalan, menjadi sebuah ajang untuk memperkuat makna gotong royong yang semakin luntur tergerus modernisasi.
Suasana 'kosaran' di Makam Islam, Kampung Jaddih Pasar, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, adalah gambaran nyata dari kehangatan silaturahmi yang diwarnai dengan senda gurau dan gelak tawa. Deru mesin pemotong rumput menjadi musik latar yang menyertai kesibukan para warga dalam membersihkan lahan kuburan tersebut.
Tak ada yang perlu diarahkan atau dikomando, puluhan warga, baik tua maupun muda, saling bergandengan tangan dalam membagi tugas. Mereka membawa beragam perlengkapan, mulai dari arit penyabit rumput, sapu lidi, arko, hingga kuas. Semua itu dilakukan dengan penuh semangat, seolah menjadikan tradisi ini sebagai ritual yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Namun, lebih dari sekadar membersihkan kuburan, 'kosaran' juga menjadi sarana untuk menyatukan hati dan pikiran. Nuansa gotong royong semakin kental terasa ketika sejumlah warga menyediakan camilan, air mineral, dan buah-buahan untuk berbagi kepada sesama. Inilah wujud dari kebersamaan yang tak ternilai harganya.
Tak hanya di Bangkalan, tradisi ini juga memanggil para warga Madura yang berada di perantauan, terutama yang berdekatan seperti Surabaya. Tak jarang mereka sengaja memilih untuk mudik hanya demi hadir dalam kegiatan ‘kosaran’ menjelang bulan Ramadhan. Bagi mereka, ‘kosaran’ bukan sekadar membersihkan lahan kuburan, tapi juga menjadi cara untuk menghormati para leluhur dan menciptakan kenyamanan bagi sanak keluarga yang akan berziarah di sana.
Dalam kesederhanaannya, tradisi 'kosaran' lahan kuburan menjadi simbol kebersamaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap warisan budaya yang harus dijaga dengan baik. Di tengah arus modernisasi yang terus mengalir, tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara nilai-nilai luhur bangsa, yang mungkin mulai tergerus oleh perubahan zaman. Sehingga, 'kosaran' bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan kehidupan masyarakat Bangkalan, Madura.