Kegiatan ini biasanya dilakukan para santri pada malam hari menjelang datangnya bulan Ramadhan. Pada saat tradisi menyambut bulan suci itu ratusan santri dari berbagai pondok pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Ciwaringin, Cirebon, akan berkumpul di lapangan. Tradisi ini adalah sebentuk rasa syukur dan ungkapan suka cita dari para santri karena sebentar lagi akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Acara biasanya akan dibuka dengan atraksi yang cukup menegangkan yakni atraksi mandi petasan. Pertama-tama akan maju dua sampai enam santri ke tengah-tengah arena untuk kemudian tubuh mereka dililit dengan petasan yang sudah dirangkai dengan tali sedemikian rupa hingga menyerupai rentengan peluru di film Rambo. Setelah sekujur tubuh para santri itu penuh dengan rentengan petasan, maka petasan pun akan disulut oleh salah satu dari mereka.
Bunyi petasan yang bersahutan dari tubuh mereka tak ayal akan bikin merinding yang menonton. Tapi anehnya selama petasan di tubuh mereka menyalak, para santri itu tidak terlihat kesakitan malah berjoget kegirangan. Dan benar saja, ketika semua petasan sudah habis terbakar, tubuh mereka tetap baik-baik saja dan tanpa luka sedikitpun.
Dan layaknya bermain sepak bola, mereka saling berebut menggiring bola yang menyala-nyala tersebut. Seakan tak merasakan panas sama sekali, mereka saling serang untuk mencetak gol ke gawang lawan. Tak hanya menegangkan, permainan bola api ini juga terkadang mengundang gelak tawa penonton karena aksi kocak dari para santri yang memainkan permainan bola api tersebut. maka tak heran, atraksi ini tiap tahun selalu dipadati oleh penonton di pinggir lapangan.
Untuk sejarahnya sendiri, konon tradisi ini sudah ada sejak tahun 1950-an dan menjadi rangkaian dari penyambutan bulan Ramadhan di Pondok Pesantren yang ada di Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
***