Penyebutan suku sendiri sebenarnya masih menjadi perdebatan, karena menurut beberapa pendapat sebenarnya Samin adalah sebuah ajaran dan mereka sebagai penganutnya sebenarnya tetaplah suku Jawa. Ajaran Samin sendiri yang biasa disebut dengan istilah Saminisme adalah sebuah ajaran yang menitik beratkan pada memegang teguh tradisi dan adat, menjunjung tinggi kejujuran, tidak menyimpan sifat iri dan dengki dan tidak mempunyai sifat berprasangka buruk terhadap orang lain. Ajaran ilah yang kemudian diringkas menjadi Ajaran Sedulur Sikep.
Sikap yang seperti anti sosial dan semaunya inilah yang memusingkan penjajah. Bahkan juga hingga saat ini, bagi orang luar yang belum mengenal Suku Samin, sikap ini kadang menjengkelkan dan menjuluki mereka dengan istilah wong sikep. Tapi meskipun begitu, mereka senang disebut wong sikep karena bagi mereka wong sikep berkonotasi dengan kebaikan dan kejujuran.
Dan memang benar, Suku Samin sangat menjunjung tinggi kejujuran. Itu sebabnya hingga saat ini pun mereka hanya berprofesi sebagai petani dan tak pernah mau berdagang, karena menurut mereka perdagangan kadang mengandung hal-hal yang tidak jujur.
Selain pada itu, yang menonjol dari Suku Samin ini adalah sikapnya yang menganggap semua orang sebagai saudara yang karenanya memiliki jiwa gotong royong yang sangat tinggi. Jadi, bagi Suku Samin adalah hal yang lumrah untuk membantu pekerjaan orang lain tanpa harus diminta seperti mengerjakan pekerjaan di sawah, membantu membangun rumah, hajatan dan lain sebagainya. Sikap gotong royong ini dalam istilah mereka disebut dengan sambatan atau rukunan.
Keunikan lainnya, mereka memegang teguh Solahing Ilat atau gerak lidah. Artinya, lidah harus dijaga agar tetap mengucapkan kata-kata yang jujur dan tidak menyakiti orang lain. Jangan menyakiti orang lain, kalau tidak mau disakiti. Jangan membohongi orang lain kalau tidak ingin dibohongi, jangan mencelakai orang lain kalau tidak mau celaka, dan masih banyak lagi.
Dengan sifat dan sikap yang luar biasa itu dan ditengah gempuran dunia yang makin tidak karuan ini, sepertinya kita harus banyak belajar dari mereka.
***
Sumber gambar: kompasiana.com dan qcliquit.blogspot.com