Apa saja tahap-tahap kegiatan dalam prosesi pernikahan adat Sunda yang dimulai dari lamaran hingga pesta resepsi pernikahan di hari H. Prosesi ini dimulai dari pertemuan keluarga calon mempelai laki-laki dengan calon keluarga calon mempelai wanita untuk membicarakan kelanjutan dari hubungan anak-anak mereka, kemudian dilanjutkan dengan lamaran dan puncaknya resepsi pernikahan.
Secara garis besar prosesi pernikahan adat Sunda ini terbagi dalam tiga tahapan penting tadi yakni, acara awalan, lamaran dan kemudian resepsi. Baru kemudian dari tiga tahapan besar itu terdapat kegiatan-kegiatan lainnya yang termasuk dalam rangkaian utuh prosesi pernikahan adat Sunda. Untuk lebih lengkapnya berikut adalah sembilan tahapan prosesi pernikahan adat Sunda.
- Neundeun Omong Neundeun Omong dalam bahasa Indonesia artinya menaruh omongan. Dalam prosesi ini, calon mempelai laki-laki beserta keluarganya akan datang ke rumah orang tua calon mempelai wanita untuk meminta restu sekaligus menanyakan kesiapan calon mempelai wanita untuk dilamar. Pada pertemuan yang santai namun serius ini biasanya dari pihak calon mempelai laki-laki akan datang sambil membawa sedikit oleh-oleh berupa makanan tradisional atau buah-buahan. Jika calon mempelai wanita menyatakan siap dilamar dan orang tuanya memberikan restu maka obrolan berikutnya adalah menetapkan tanggal lamaran.
- Narosan Setelah disepakatinya tanggal lamaran pada saat prosesi acara Neundeun Omong maka kemudian acara dilanjutkan dengan lamaran berdasarkan tanggal dan waktu yang sudah ditetapkan kedua belah pihak. Acara lamaran ini dalam istilah pernikahan adat Sunda disebut dengan istilah Narosan. Dalam prosesi Narosan ini pihak keluarga mempelai laki-laki akan datang dengan pakaian resmi dambil membawa makanan, cincin, daun sirih, dan pakaian buat calon mempelai wanita.
- Seserahan Tahapan berikutnya adalah Seserahan. Kegiatan atau prosesi ini biasanya dilakukan seminggu sebelum akad nikah. Pada umumnya barang-barang yang dibawa oleh calon mempelai laki-laki dalam acara seserahan ini akan dimasukkan ke dalam kotak atau parcel yang dibungkus kain batik. Untuk jumlahnya sendiri antara 6 hingga 8 kotak atau parcel. Tapi untuk jumlah ini tidaklah baku, pihak calon mempelai laki-laki boleh membawa lebih dari jumlah diatas tergantung kesanggupan. Dan seperti seserahan dalam pernikahan adat Jawa, seserahan di pernikahan adat Sunda pun membolehkan kepada pihak calon mempelai wanita untuk membalas seserahan tersebut tapi jumlah barang yang diberikan tidak boleh melebihi jumlah barang yang diberikan oleh calon mempelai laki-laki.
- Ngaras Prosesi berikutnya adalah Ngaras. Tahapan prosesi ini adalah semacam meminta restu kedua calon mempelai kepada kedua orang tua mereka. Acara biasanya diawali dengan membasuh kaki kedua orang tua sebagai simbol bakti mereka untuk kemudian sungkem meminta restu. Prosesi ini begitu sakral dan haru karena disinilah penghormatan dan bakti sang anak kepada orang tua mereka ditunjukkan.
- Siraman Setelah acara ngaras selesai maka tahapan berikutnya adalah Siraman. Seperti pada pernikahan adat Jawa, prosesi siraman di pernikahan adat Sunda juga dilaksanakan tiga hari menjelang akad nikah. Dan sama seperti dalam prosesi pernikahan adat Jawa, di sini calon mempelai akan dimandikan oleh keluarga mereka dengan air yang ditaburi bunga setaman.
- Ngeuyeuk Seureuh Ngeuyeuk Seureuh sebenarnya hampir sama prosesnya dengan ngaras hanya saja prosesi Ngeuyeuk Seureuh ini dilakukan pada saat akan dilaksanakan akad nikah. Maka dari itu di beberapa tempat prosesi Ngeuyeuk Seureuh ini digabung dengan acara Ngaras, meski tak sedikit yang memilih untuk melaksanakannya secara terpisah.
- Akad Nikah Setelah melalui tahapan yang panjang di atas maka tibalah saatnya untuk acara akad nikah. Dan pada prosesi pernikahan pada umumnya akad nikah akan dilaksanakan oleh KUA dengan persetujuan atau bahkan dinikahkan langsung oleh wali dari pihak mempelai wanita dengan disaksikan oleh kedua keluarga dan mas kawin yang sudah disiapkan oleh mempelai laki-laki.
- Saweran Setelah acara akad nikah selesai maka acara berikutnya adalah saweran. Dalam prosesi saweran ini keluarga dari kedua mempelai akan disawer dengan uang, beras, permen dan kunyit. Makna filosofis dari acara saweran sendiri dengan barang-barang yang disawerkan/dilemparkan ke mempelai adalah semacam pengharapan kedua mempelai dalam mengarungi bahtera rumah tangga akan selalu dinaungi kebahagiaan, kemakmuran dan keharmonisan.
- Resepsi Pernikahan Dan acara puncak dari semua rangkaian di atas ditutup dengan acara resepsi pernikahan yang begitu meriah dengan dihadiri tamu undangan dan sanak kerabat. Sebelum acara resepsi perikahan ini sebenarnya ada beberapa prosesi kecil yang dilalui seperti nincak endog atau injak telur yang merupakan simbol agar kedua mempelai disegerakan mendapat keturunan, huap linklung yang berarti saling menyuapi satu sama lain sebagai simbol kasih sayang dan Ngaleupaskeun Japati atau Melepas Merpati yang menyimbolkan kerelaan orang tua melepaskan anaknya untuk membangun keluarganya sendiri, dan beberapa lainnya yang diselipkan di sela-sela prosesi pernikahan adat Sunda di atas.