Mengenal Ritual Nyalin Khas Petani Karawang

Ritual Nyalin adalah sebuah tradisi yang biasa dilaksanakan oleh para petani di Karawang, Jawa Barat, ketika menjelang masa panen tiba atau sekira tanaman padi mulai menguning secara merata. Tradisi nyalin ini biasanya dilakukan setahun sekali yakni pada saat panen untuk masa tanam padi yang pertama. Selain disebut dengan istilah nyalin, tradisi ini juga biasa disebut dengan istilah Ngala Indung Pare yang dalam bahasa Indonesia artinya mencari induk padi. 

Kata nyalin sendiri asal katanya dari "Salin" yang berarti mengganti. Dan memang pada intinya prosesi nyalin ini adalah mengambil beberapa rumbai bagian padi yang bagus untuk diambil dan disimpan sebagai bibit di masa tanam berikutnya. Itulah sebabnya ada istilah Ngala Indung Pare.  

Ritual nyalin sendiri dilakukan di area sawah yang akan dipanen sekira jam 4 hingga lima sore. Adapun beberapa perlengkapan dalam ritual nyalin ini sendiri adalah degan (kelapa muda), kemenyan beserta pedupaannya, rokok cerutu, jajanan pasar, rujak wuni, kain putih, daun hoar, daun kawung dan buahnya, daun kanyere, batang tebu, ketupat, leupeut dan tantangangin.

Jika semua perlengkapan telah tersedia, maka ritual nyalin pun dimulai dengan dipimpin oleh seorang Guguni. Pada saat prosesi dilaksanakan Guguni yang memakai baju serba putih akan membakar kemenyan di pedupaan sembari membaca rajah dan mantra. Setelah selesai pembacan mantra maka prosesi berikutnya adalah memotong lima tangkai padi yang memiliki bulir sempurna dengan ani-ani sambil menahan napas.

Lima tangkai padi yang dipotong ini kemudian akan diletakkan di kain putih yang sudah disiapkan untuk nantinya disimpan di lumbung sebagai pencampur bibit untuk masa tanam berikutnya.


Makna dan Tujuan Ritual Nyalin

Pada dasarnya ritual nyalin ini adalah sebentuk etika untuk meminta izin kepada Tuhan untuk memanen padinya, karena hakikatnya meskipun padi itu diusahakan (ditanam dan dirawat) sendiri oleh petani tapi padi tetaplah makhluk ciptaan Tuhan. Dan sebagai sesama makhlukNya adalah penting untuk saling menghargai dan meminta izin kepada yang menciptakannya.

Bentuk permintaan izin kepada Pencipta dan menghargai makhluk ciptaanNya juga dilakukan pada saat akan menanam padi melalui tradisi Pupuhunan yakni tradisi atau ritual untuk meminta izin kepadaNya agar padi yang ditanam dalam prosesnya akan mendapat keberkahan.