Home » , , , , , , » Sejarah Kota Salatiga: Dari Prasasti Plumpungan Hingga Legenda Asal Usul Nama

Sejarah Kota Salatiga: Dari Prasasti Plumpungan Hingga Legenda Asal Usul Nama

Kota Salatiga, yang hari jadinya diperingati setiap tanggal 24 Juli, menyimpan kekayaan sejarah panjang yang dapat ditelusuri melalui berbagai sumber, seperti Prasasti Plumpungan dan legenda yang turun-temurun. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul Kota Salatiga, mulai dari prasasti kuno hingga kisah legenda yang memberikan nama pada kota ini.

1. Prasasti Plumpungan: Jejak Sejarah yang Terukir

Kota Salatiga didirikan pada tanggal 24 Juli 750 Masehi, menjadikannya salah satu kota tertua kedua di Indonesia. Sejarahnya dapat dipelajari melalui Prasasti Plumpungan yang terletak di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo. Prasasti ini memberikan dasar sejarah yang kuat untuk menggambarkan perjalanan Kota Salatiga selama lebih dari 1.200 tahun.


2. Zaman Penjajahan Belanda: Kota Terindah di Jawa Tengah

Pada masa penjajahan Belanda, batas dan status Kota Salatiga dijelaskan secara rinci dalam Staatblad 1917 No. 266. Mulai 1 Juli 1917, Stood Gemente Salatiga didirikan, mencakup 8 desa. Pada saat itu, Salatiga diakui sebagai kota terindah di Jawa Tengah, dikenal karena faktor geografis, udara sejuk, dan letaknya yang strategis.


3. Legenda Asal Usul Nama Salatiga: Kisah Adipati Pandanarang dan Sunan Kalijaga

Sementara sejarah Salatiga bisa ditelusuri melalui prasasti, terdapat pula versi legenda yang menarik. Kisah ini berawal dari kepemimpinan Adipati Pandanarang di Kota Semarang, yang dikenal sebagai pemimpin jujur namun doyan harta benda.

Dalam legenda, Sunan Kalijaga menyamar sebagai tukang rumput untuk mengingatkan Pandanarang. Dengan menyelipkan uang di antara rerumputan, Sunan Kalijaga berhasil membuka mata Pandanarang terhadap nilai sesungguhnya. Namun, kisah ini mengarah pada peristiwa yang menciptakan nama "Salatiga," yang bermakna "Salah Tiga."


4. Salah Tiga Menjadi Salatiga: Perkembangan Nama Kota

Menurut legenda, Sunan Kalijaga menggurui Pandanarang, dan perjalanan menuju kota baru dimulai. Namun, Nyai Pandanarang membawa emas permata melanggar syarat. Kejadian perampokan yang menyusul membawa hikmah, dan Sunan Kalijaga menyatakan bahwa ketiga pihak - Nyai Pandanarang, Pandanarang, dan perampok - berbuat kesalahan, dan tempat tersebut akan menjadi kota ramai yang disebut "Salah Tiga." Seiring waktu, nama ini berubah menjadi Salatiga.


Kesimpulan

Dari Prasasti Plumpungan hingga legenda yang menarik, sejarah Kota Salatiga memancarkan kekayaan budaya dan nilai-nilai yang membentuk identitasnya. Dengan merayakan hari jadinya setiap tanggal 24 Juli, warga Salatiga tidak hanya mengenang berdirinya kota, tetapi juga memelihara warisan sejarah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjangnya. Dalam keragaman sumber sejarah ini, Salatiga tetap menjadi tempat yang sarat makna dan keunikan.