Home » , , , , » Memahami Lima Ritual Besar Suku Dayak di Kalteng: Kearifan dan Kebanggaan Budaya

Memahami Lima Ritual Besar Suku Dayak di Kalteng: Kearifan dan Kebanggaan Budaya

Provinsi Kalimantan Tengah adalah tempat di mana keindahan alam bertaut dengan kekayaan budaya. Di balik hutan rimba yang megah, terdapat kehidupan dan tradisi dari Suku Dayak yang mempesona. Salah satu aspek yang memikat dari budaya Suku Dayak adalah lima ritual besar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Mari kita jelajahi lima ritual ini dan menggali kekayaan budaya yang tersembunyi di baliknya.

1. Tiwah: Memuliakan Hidup dan Kematian

Tiwah adalah upacara kematian yang dianggap sebagai tingkat akhir dalam perjalanan roh seseorang. Dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak yang menganut agama Kaharingan, Tiwah bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah ke surga serta melepas kesialan yang menimpa keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, Tiwah juga merupakan momen untuk melepas ikatan status janda atau duda bagi pasangan yang ditinggalkan.


2. Pakanan Sahur Lewu: Mengucap Syukur dan Merajut Persaudaraan

Pakanan Sahur Lewu merupakan upacara persembahan kepada leluhur atau dewa-dewa yang dipercaya melindungi warga desa. Melalui ritual ini, masyarakat Suku Dayak mengucap syukur atas berkah dan anugerah yang mereka terima dalam kehidupan. Tak hanya itu, upacara ini juga menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan dan kegotong-royongan antar sesama warga.


3. Nahunan: Memberi Nama dan Membaptis

Nahunan adalah ritual memandikan bayi secara khusus yang dilakukan oleh Suku Dayak Kalimantan. Selain memberikan nama kepada anak, Nahunan juga menjadi momen untuk membayar jasa kepada bidan yang membantu proses persalinan. Ritual ini merupakan salah satu dari lima ritual besar Suku Dayak dan dianggap sebagai bagian yang sakral dalam kehidupan mereka.


4. Manyanggar: Menetapkan Batasan dengan Makhluk Halus

Manyanggar adalah ritual yang dilakukan untuk menetapkan batasan antara manusia dengan makhluk halus. Dilakukan sebelum membuka lahan baru atau menjalankan kegiatan besar, Manyanggar bertujuan agar keduanya tidak saling mengganggu dan menghormati batasan kehidupan masing-masing.


5. Pananan Batu: Menghargai Alat Pertanian dan Perlindungan

Pananan Batu adalah ritual yang dilakukan setelah panen ladang atau sawah. Melalui ritual ini, Suku Dayak mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada alat-alat pertanian yang telah digunakan. Batu, sebagai simbol sumber energi yang menajamkan alat-alat pertanian, dianggap memberikan perlindungan bagi penggunanya dari berbagai musibah.

Dari lima ritual besar ini, kita dapat melihat betapa dalamnya kearifan dan kebanggaan budaya Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Mereka tidak hanya merayakan kehidupan, tetapi juga menghormati kematian, mengucap syukur atas berkah, dan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Semoga warisan budaya ini tetap terjaga dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.