Rata-rata para peziarah dan yang akan melakukan ritual pesugihan akan datang pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon di Bulan Suro yang memang dianggap sebagai bulan wingit oleh Orang Jawa. Gunung Srandil sendiri merupakan sebuah bukit yang rindang oleh pepohonan dan pada beberapa tempatnya terdapat petilasan yang menjadi tempat orang-orang berziarah atau melakukan ritual pesugihan.
Lima Titik Petilasan di Gunung Srandil
Petilasan-petilasan yang ada di Gunung Srandil sendiri terbagi menjadi lima titik pepunden yang tersebar dari kaki hingga puncak Gunung Srandil. Semua pepunden inilah yang menjadi tempat para peziarah dan pelaku ritual pesugihan. Oleh karenanya kelima titik pepunden ini merupakan tempat yang tak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain dalam rangkaian ritual pesugihan di Gunung Srandil.
Baca Juga: Sejarah Pesugihan di Pulau Jawa
Pepunden pertama adalah petilasan dari Eyang Sukma Sejati atau dikenal juga dengan sebutan Eyang Guru. Kemudian ada Eyang Sejati Kunci Sari Dana Sari dan Gusti Agung Sultan Murahidi. Selanjutnya ada petilasan Nini Dewi Tunjung Sekar Sari yang dipercaya sebagai istri dari Eyang Semar. Dan disampingnya ada makan yang Semar atau Kaki Tunggul Sabdo Jati Doyo Amung Rogo. Petilasan berikutnya adalah petilasan milik Eyang Juragan Dampu Awang alias Sunan Kuning.
Dan dua yang terakhir yang berada di puncak Gunung Srandil dan merupakan rangkaian puncak dari ritual adalah petilasan milik Eyang Langlang Buana yang dipercaya sebagai titisan Dewa Wisnu dan petilasan milik Mayang Koro atau Hanoman.