Tradisi Watangan di Bali

Tradisi Watangan di Bali atau biasa juga disebut lebih lengkap dengan nama tradisi Ngarap Watangan adalah tradisi yang ada di  Desa Pekraman Gelgel, Klungkung, Bali pada saat acara prosesi pengabenan. Tradisi Ngarap Watangan ini sendiri bertujuan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah yang akan dikremasi atau dikuburkan.

Prosesi Tradisi Watangan di Bali 

Tradisi Ngarap Watangan ini sendiri diawali dengan memandikan dan membersihkan jenazah (layon) dengan ritual yang disebut mebersih. Kemudian setelah jenazah sudah bersih hal berikutnya adalah membungkus jenazah dengan kain kafan untuk kemudian diikat pada bilah-bilah bambu yang disebut lante menggunakan tali dari kain kasa yang kuat.

Baca juga: Ngaben Upacara Sarat Makna di Bali

Baru kemudian jenazah yang sudah diikat pada bilah-bilah bambu ini diusung atau dalam istilah orang Bali "naik tumpang salu" untuk diupacarai oleh pendeta atau tetua adat. Setelah upacara dan doa selesai kemudian jenazah diarak keluar menuju tempat usungan oleh ratusan krama banjar. Namun oleh krama banjar bukannya langsung dinaikkan, tapi diarak dengan Ngarap Watangan selama berjam jam hingga kelian banjar menganggap cukup kemudian watangan ditarik untuk dinaikkan ke bade.

Dalam mengarak jenazah ini, jenazah yang diusung tidak boleh sampai jatuh ke tanah. Jika itu terjadi maka yang menjatuhkan akan mendapat sanksi adat denda. Setelah mayat dinaikkan ke bade, barulah ritual Ngarap Watangan selesai.