Home » , , , , » Lais Garut: Keajaiban Seni Sirkus Tradisional

Lais Garut: Keajaiban Seni Sirkus Tradisional

Seni sirkus seringkali diasosiasikan dengan keajaiban di atas panggung Eropa, tetapi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terdapat tradisi sirkus yang unik dan kental dengan nuansa tradisional. Bernama Tradisi Lais, seni ini bukanlah bentuk pertunjukan sirkus biasa. Dilakukan di atas ketinggian tali yang diikatkan pada batang bambu, Lais adalah sebuah warisan budaya yang diteruskan secara turun temurun di tengah masyarakat Garut.

Asal Usul Tradisi Lais: Dari Pemanjat Kelapa Hingga Pertunjukan Budaya

Tradisi Lais bermula dari keisengan seorang pemanjat kelapa bernama Laisan. Keterampilannya dalam memanjat dan memetik buah kelapa membuatnya terkenal, terutama selama masa kolonial Belanda. Laisan tidak hanya memetik buah kelapa, tetapi juga melakukan atraksi berbahaya dengan bergelantungan dan berpindah dari satu pohon kelapa ke pohon lain tanpa menyentuh tanah.

Pada masa itu, masyarakat setempat mengiringi atraksinya dengan memukul benda-benda berbunyi sebagai bentuk dukungan. Hingga kini, tradisi Lais terus dilakukan oleh masyarakat Garut sebagai bentuk penghormatan terhadap Laisan, sesepuh yang membawa tradisi ini hingga ke generasi selanjutnya.


Filosofi di Balik Tradisi: Melatih Fisik dan Menyatukan dengan Alam

Menurut Dadang, seorang pelaku tradisi Lais, filosofi di balik pertunjukan ini adalah medium untuk melatih diri dalam memunculkan kekuatan fisik dan kemampuan menyatu dengan alam. Masyarakat setempat percaya bahwa Lais adalah upaya untuk bersinergi dengan alam dan Tuhan.

Selain itu, tradisi Lais juga dianggap sebagai ajang latihan untuk membangun keyakinan diri. Dalam tradisi ini, keputusan untuk melangkah di atas tali yang diikatkan pada bambu harus didasarkan pada keyakinan yang kuat. Sebagai penekanan, Dadang menyatakan bahwa jika seseorang merasa ragu, sebaiknya tidak memaksakan diri.


Percampuran Dua Budaya: Kucingan dan Reog dalam Tradisi Lais

Wikipedia mencatat bahwa Lais merupakan perpaduan dua budaya, yakni Budaya Sunda dan Budaya Jawa Timuran. Gerakan akrobatik dalam Lais, seperti Kucingan, menggambarkan perpaduan ini. Kucingan mengisahkan tentang seekor kucing yang mengejar tikus, mirip dengan gerakan akrobatik khas Reog Ponorogo.

Meskipun mirip, Lais memiliki ciri khasnya sendiri. Pertunjukan dimulai dengan pelais yang memanjat bambu, pindah ke tambang sambil menari-nari, dan berputar di udara tanpa menggunakan sabuk pengaman. Semua ini disertai dengan musik reog dan terompet, menciptakan suasana yang memukau bagi penonton.


Tradisi Lais: Warisan Berharga yang Terus Hidup

Tradisi Lais di Garut bukan hanya sekadar pertunjukan seni. Ia adalah suatu warisan berharga yang menghubungkan generasi, memperkuat identitas budaya, dan menawarkan keajaiban yang terus memukau. Di balik setiap gerakan dan atraksi, terkandung nilai-nilai keberanian, kekuatan fisik, dan kepercayaan diri yang menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Garut. Tradisi Lais adalah bukti bahwa keajaiban seni sirkus dapat berkembang dan hidup di tanah air kita, menginspirasi dan mempesona setiap penontonnya.